Depresi mempengaruhi perasaan anda, cara berpikir dan berperilaku, serta dapat membuat anda memiliki berbagai masalah emosi dan fisik.
Depresi merupakan kondisi yang sering terjadi. Menurut penelitian, depresi terjadi pada 80% orang pada beberapa waktu dalam hidupnya dan dapat terjadi pada usia berapapun. Depresi lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki.
Depresi yang dialami seseorang biasanya tidak tampak secara langsung. Penderitanya pun terkadang tidak mengetahui bahwa dirinya tengah mengalami depresi.
Ada tiga jenis depresi, yaitu:
1. Major depression, depresi yang paling parah. Depresi semacam ini timbul karena bertumpuknya berbagai masalah sehari-hari atau pernah mengalami kejadian traumatis,
2. Dysthymia, depresi semacam ini lebih ringan dari yang pertama. Ciri-cirinya hampir sama dengan major depression , tetapi penderita biasanya tidak sadar kalau dirinya terkena depresi karena masih bisa mengatur kehidupan dengan baik.
3. Bipolar disorder atau maniac depressive, penderita depresi jenis ini biasanya mempunya mood yang berubah-ubah, terkadang terlihat sedih atau mendadak gembira.
Tanda-tanda Depresi
- Gelisah, terlalu bersemangat dan gembira, aktif, cerewet, kurang tidur, berani saat menghadapi sesuatu, dan merasa tidak mempunyai masalah.
- Cemas, sedih, malas beraktivitas, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, bingung, mudah lupa, sulit tidur atau sebaliknya malah tidur terus, mudah terganggu meski dengan hal-hal yang kecil, selera makan berkurang atau malah makan terus, dan terkadang selalu berpikir tentang kematian atau bunuh diri.
- Pola berpikir terdistrosi.
Penyebab Depresi
Ada beberapa hal yang dianggap oleh para psikolog turut berkontribusi dalam menyebabkan terjadinya depresi bahkan sampai ke tingkat kronis.
- Faktor genetis. Jika ada keluarga yang pernah mengalami depresi maka kemungkinan anggota keluarga yang lain untuk mengalami depresi cenderung lebih besar karena ada faktor kesamaan genetik untuk gen tertentu yang menjadi penyebab seseorang rentan terkena depresi. Gen tersebut dapat memengaruhi kadar serotonin dan kortisol (hormon penyebab stress).
- Pengalaman hidup juga dapat meningkatkan risiko mengalami depresi. Pengalaman tersebut meliputi atindak kekerasan, masalah dengan pekerjaan dan anggota keluarga, kemiskinan, diskriminasi, atau kekerasan seksual.
- Kehilangan hubungan yang bermakna dan penting bagi diri seseorang dan kehidupannya. Hal tersebut juga rentan menimbulkan depresi. Sebagai contoh, banyak kasus seorang ibu mengalami depresi ketika harus kehilangan anaknya yang meninggal akibat tertabrak mobil atau banyak penyebab lainnya.
- Kebiasaan kognitif juga berperan penting dalam menyebabkan depresi. Hal ini disebabkan jika kita selalu berpikir negatif dan bersifat pesimis pada banyak hal yang terjadi dalam kehidupan yang sedang kita jalani. Jika hal tersebut terus-menerus dipelihara, maka hal itu akan membuat kita menjadi mudah putus asa dan kehilangan harapan.
Pengobatan Depresi.
Terapi obat-obatan antidepresan, seperti escitalopram, paroxetine, sertraline, fluoxetine, dan citalopram.
Obat Venlafaxine, dulixetine dan bupropion mempunyai efek samping:
- Peningkatan berat badan
- Masalah seksual
- Mual
Psikoterapi. Dilakukan dengan mengajari cara baru dalam berpikir dan berperilaku dan mengubah kebiasaan yang berperan dalam depresi.
Terapi elektrokonvulsif. Untuk depresi berat yang sulit diterapi atau tidak berespon pada obat-obatan atau psikoterapi, dilakukan terapi elektrokonvulsif (ECT).
Pencegahan Depresi.
- Selalu berpikir positif dan optimis atas semua hal yang terjadi dalam hidup.
- Selalu bersyukur atas semua yang kita dapatkan saat ini.
- Banyak berteman dan ramah pada banyak orang.
- Beribadah kepada Tuhan dengan ikhlas sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
- Bersabar atas cobaan yang menimpa saat ini.
- Jangan menyendiri.
- Olahraga teratur.
- Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
0 komentar:
Posting Komentar