In Vitro Fertilization (IVF).
Metode IVF atau lebih dikenal metode bayi tabung merupakan suatu teknik pembuahan yang dilakukan diluar tubuh wanita, tepatnya pada sebuah tabung yang dikondisikan sedemikian rupa agar mirip rahim wanita.
Pada prinsipnya, metode ini digunakan dokter untuk mempertemukan sel telur dan sel sperma agar terjadi pembuahan.
Metode bayi tabung ini banyak dilakukan oleh pasangan yang sulit untuk mendapatkan keturunan secara alami.
Akan tetapi, memang hanya orang-orang tertentu saja yang dapat melakukannya karena biaya yang harus dikeluarkan untuk proses ini cukup mahal.
1. Tim dokter mengambil sel telur wanita yang baru saja mengalami ovulasi alias pelepasan sel telur dari indung telur dengan menggunakan suatu alat khusus.
2. Sel telur yang siap dibuahi tersebut kemudian dipertemukan dengan sel sperma yang sudah diambil dari sel sperma ayah.
Sel telur dan sel sperma dipertemukan secara in vitro, yaitu didalam tabung yang telah dikondisikan sedemikian rupa agar mirip dengan suasana rahim.
3. Setelah proses pembuahan in vitro berhasil dilakukan, sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma tersebut akan dibiarkan beberapa saat sampai siap untuk ditanam dirahim ibu.
4. Dokter melakukan penanaman sel telur yang telah dibuahi ke dalam rahim ibu.
5. Sel telur yang telah dibuahi, ditandai dengan adanya dua sel inti, segera membelah menjadi embrio. Maksimal empat embrio yang berkembang ditanamkan ke rahim.
6. Proses selanjutnya tak jauh berbeda dengan kehamilan biasa.
Ada dua metode yang dilakukan oleh dokter ketika menerapkan proses in vitro ini, yaitu sebagak berikut.
1. Metode Konvensional.
Metode ini memiliki tingkat keberhasilan sebesar 15%. Metode konvensional bisa dilakukan jika sel sperma masih bisa bergerak sendiri dan membuahi sel telurnya.
Langkah awal yang harus dilakukan dalam metode ini adalah merangsang indung telur (superovulasi).
Proses ini dilakukan 5-6 minggu hingga sel telur dirasa cukup matang untuk bisa dibuahi.
Setelah itu, sel telur akan diambil melalui vagina dengan bantuan alat ultrasonografi (USG).
Setelah diambil, sel telur kemudian disimpan didalam inkubator.
Selama proses penyimpanan, sperma dikeluarkan, dibersihkan, kemudian diambil sebanyak 50.000-100.000 sel.
Sperma tersebut kemudian disebarkan di sekitar sel telur didalam sebuah tempat khusus.
2. Metode Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI).
Metode ini dapat dilakukan jika pasangan memiliki sperma yang bermasalah, misalnya jumlahnya berada dibawah batas normal.
Dalam metode ini, sperma yang dibutuhkan hanya satu buah, tetapi dengan kualitas terbaik.
Sperma tersebut kemudian disuntikan ke dalam satu sel telur terbaik pula dengan menggunakan pipet khusus.
Jika pembuahan telah terjadi dan embrio mulai terbentuk, maka penanaman didalam rahim pun bisa dilakukan.
Dengan demikian, kemungkinan proses bayi tabung ini akan berhasil, meningkat menjadi 30-40% apalagi jika yang melakukannya adalah pasangan usia subur.
Program bayi tabung ini relatif mahal karena peralatan yang digunakan merupakan peralatan dengan teknologi tinggi.
Belum lagi obat-obat stimulasi yang dipakai harganya bisa mencapai Rp. 18-20 juta karena merupakan barang impor.
Minimal biaya yang harus dikeluarkan untuk program ini sekitar Rp. 30-50 juta.
Beberapa rumah sakit di Indonesia yang telah berhasil melakukan program ini diantaranya yaitu RS. Anak dan Bersalin Harapan Kita Jakarta, RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS Hasan Sadikin Bandung, dan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Pasangan suami istri yang berminat mengikuti program bayi tabung ini harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain sebagai berikut.
1. Merupakan pasangan suami istri sah dan sudah menikah selama 12 bulan atau lebih.
2. Istri harus berusia kurang dari 42 tahun dan mengikuti pemeriksaan kesuburan (fertilitas). Lebih baik lagi jika sang istri berusia antara 30-35 tahun karena persentase keberhasilannya lebih besar.
3. Suami istri juga harus mendapatkan konseling khusus mengenai program fertilisasi in vitro , yang meliputi prosedur, biaya, kemungkinan keberhasilan atau kegagalan, serta komplikasinya.
Oleh karena itu, jika ingin mengikuti program ini maka harus sudah siap biaya, siap hamil, melahirkan, dan memelihara bayinya.
0 komentar:
Posting Komentar